Area tambang batubara adalah lokasi di mana dilakukannya kegiatan penambangan batubara. Tempat dimana batubara diekstraksi dari lapisan bumi dengan metode penambangan tertentu, seperti penambangan bawah tanah atau penambangan terbuka. Area tambang batubara penuh dengan berbagai ancaman gas berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan penambang. Beberapa gas berbahaya yang sering ditemui di area tambang batubara yaitu karbon monoksida (CO), metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan hidrogen sulfida (H2S).
Baca juga : Pentingnya Gas Detector Hidrogen Sulfida / H2S Untuk Keselamatan
Berikut adalah beberapa gas umum di area tambang yang harus di waspadai oleh penambang :
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa dengan kerapatan relative terhadap udara normal 0,97. Gas CO mudah terbakar dan meledak dengan batas mudah terbakar di udara adalah 12,5 hingga 74% dengan konsentrasi paling mudah meledak adalah 29%. Karbon monoksida disebut sebagai gas beracun paling berbahaya yang ditemukan di tambang batubara karena gas ini tidak terdeteksi dengan indra penciuman atau rasa. Di area tambang batubara, gas CO muncul sebagai hasil dari pembakaran batubara atau peledakan. Pekerja yang terkena paparan gas CO yang berlebihan dapat menyebabkan mual, pusing, keracunan, hingga kematian.
Metana adalah gas alam yang tidak berwarna tetapi sangat mudah terbakar dan dapat membentuk campuran yang meledak apabila terdapat sumber panas atau api. Sehingga metana dalam konsentrasi tinggi dapat meningkatkan risiko ledakan dan kebakaran di dalam tambang. Secara umum, batas peledakan atas berkisar antara 5% hingga 15% volume gas metana dalam udara. Selain menyebabkan ledakan dan kebakaran, metana dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan penambang, seperti mual, sesak napas, kehilangan kesadaran, hingga penurunan tekanan darah. Terkena paparan dalam konsentrasi tinggi dan jangka waktu yang panjang dapat berdampak pada sistem saraf pusat seperti gangguan motorik, gangguan fungsi kognitif, hingga kehilangan memori. Di area tambang, gas metana dapat dideteksi lebih dini dengan berbagai portable gas detector.
Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dengan sedikit bau menyengat. Di area tambang batubara, penumpukan CO2 dapat terjadi di daerah tertutup, seperti lubang tambang yang tidak ventilasi dengan baik. Konsentrasi tinggi CO2 dapat menyebabkan sesak napas, pusing, kehilangan kesadaran, dan bahkan kematian akibat kekurangan oksigen. Karbon dioksida dapat diukur dan dideteksi secara dini menggunakan portable gas detector yang dilengkapi dengan sel elektrokimia. Adapun standar paparan gas karbon dioksida yang ditentukan saat ini adalah:
Hidrogen sulfida, atau biasa disebut belerang hidrogen, adalah gas beracun yang dihasilkan dari proses pembusukan bahan organik dengan bau menyengat menyerupai telur busuk. Paparan gas H2S dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan, keracunan, dan bahkan kematian. Terkena paparan H2S dalam konsentrasi yang lebih besar dari 500ppm dapat berakibat fatal. Paparan berlebihan sering ditandai dengan depresi pada konsentrasi rendah, stimulasi, dan diikuti kelumpuhan sistem pernapasan pada tingkat yang lebih tinggi (1000ppm).
Baca juga: Deteksi Kebocoran Gas Isobutana dengan Gas Detector NP-1000
Untuk melindungi pekerja dari ancaman gas berbahaya dan beracun di lingkungan kerja mereka, langkah-langkah keselamatan harus diterapkan dengan ketat. Beberapa langkah pencegahan umum yang dapat diterapkan antara lain:
Gas berbahaya di area tambang dan batubara merupakan ancaman serius yang harus ditangani dengan baik. Dengan memahami jenis-jenis gas berbahaya, risiko yang ditimbulkannya, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, keselamatan kerja dapat ditingkatkan. Penggunaan gas detector, ventilasi yang efektif, pelatihan keselamatan, dan penggunaan APD adalah beberapa langkah penting yang dapat diambil untuk melindungi pekerja dari bahaya gas di tambang. Mematuhi peraturan dan standar keselamatan juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.