Beli 2 BW Max XT II, Cash Back 500 Ribu !!
Get Offer!

Daftar Gas Mudah Terbakar (Flammable) dan Langkah Aman Perlindungan Diri

Tuesday, 18 November 2025Dwifa Putra Iskandar
gas mudah terbakar

Gas yang mudah terbakar atau flammable berarti suatu gas, uap, atau bahan yang dapat terbakar jika bertemu sumber panas/percikan seperti Asetilen, Amonia, Butana, Etana, Etilen, Hidrogen, Hidrogen Sulfida, Metana, Propana, Silana. Karena ini merupakan gas yang berbahaya, Anda perlu mengetahui cara aman saat menggunakan dan menyimpan dan menggunakannya.

Baca juga: Contoh Gas Beracun, Jenis, dan Dampak Terhadap Kesehatan

Apa yang Dimaksud Gas Mudah Terbakar?

Gas mudah terbakar adalah gas yang bisa menyala atau terbakar ketika mencapai konsentrasi tertentu di udara dan terkena sumber pemicu, seperti percikan api. Jenis gas ini umum digunakan dalam berbagai keperluan, mulai dari bahan bakar rumah tangga hingga proses industri berskala besar.

Batas Angka Konsentrasi Gas Mudah Terbakar

Walaupun terdapat banyak jenis gas mudah terbakar, gas hanya akan menyala atau meledak jika konsentrasinya berada dalam rentang LEL hingga UEL. Di luar rentang tersebut, proses pembakaran tidak dapat terjadi.

Beberapa contoh batas konsentrasi terendah (LEL) gas mudah terbakar di udara adalah:

  • LEL Methane = 5% volume
  • LEL Hydrogen = 4%
  • LEL Propane = 2.1%

Apa Perbedaan Gas Mudah Terbakar dan Gas yang Mudah Menyala?

Semua gas yang mudah menyala adalah gas mudah terbakar, tetapi tidak semua gas mudah terbakar adalah gas yang mudah menyala.

Jenis GasPenjelasanContoh
Gas Mudah Terbakar (Combustible Gas)Gas yang dapat terbakar, tetapi memerlukan suhu lebih tinggi untuk memulai pembakaran. Biasanya digunakan dalam sistem bahan bakar besar atau industri.Metana (CH₄), Butana (C₄H₁₀)
Gas Mudah Menyala (Flammable Gas)Gas yang sangat mudah terbakar dengan sedikit percikan api atau suhu rendah. Memiliki titik nyala (flash point) lebih rendah dibandingkan combustible gas.Hidrogen (H₂), Propana (C₃H₈)

Apa Saja Gas Mudah Terbakar?

Mengutip dari internationalfireandsafetyjournal.com, ada sekitar 11 daftar gas yang masuk dalam kategori mudah terbakar, yaitu:

  1. Asetilen (C₂H₂)

    Asetilen merupakan gas dengan reaktivitas sangat tinggi dan mudah mengalami dekomposisi eksotermis pada tekanan tertentu. Gas ini memiliki LEL rendah sehingga cepat membentuk campuran eksplosif.

    Digunakan di industri:
    - Pengelasan & pemotongan logam (oxy-acetylene)
    - Industri manufaktur metal fabrication
    - Industri otomotif (welding shop)
    - Laboratorium kimia untuk analisis flame

  2. Amonia (NH₃)

    Amonia bersifat flammable pada kondisi tertentu dan memiliki karakter korosif serta toksik. Potensi ledakan meningkat pada suhu dan tekanan tinggi.

    Digunakan di industri:
    - Sistem refrigerasi industri (cold storage, pabrik makanan)
    - Pabrik pupuk dan petrokimia (ammonia plant)
    - Industri farmasi
    - Pengolahan karet dan tekstil
    - Wastewater treatment plant

  3. Butana (C₄H₁₀)

    Butana adalah hidrokarbon volatil yang sangat mudah terbakar, lebih berat dari udara, dan sering terperangkap di ruang rendah pada kebocoran.

    Digunakan di industri:
    - LPG produksi & distribusi
    - Kilang minyak (refinery)
    - Industri aerosol (spray can)
    - Laboratorium kimia
    - Industri manufaktur pemantik

  4. Karbon monoksida (CO)

    Selain beracun, CO juga termasuk gas mudah terbakar. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dan dapat membentuk campuran eksplosif dengan udara.
    Digunakan/terbentuk di industri:
    - Tungku pembakaran (boiler, furnace)
    - Pabrik baja & smelting
    - Industri karbonisasi & pembakaran biomassa
    - Indoor parking & exhaust system monitoring
    - Industri gas sintesis (syngas plant)

  5. Etana (C₂H₆)

    Etana merupakan komponen penting gas alam dan produk samping dari proses kilang. Sangat mudah terbakar dan digunakan sebagai bahan baku kimia.

    Digunakan di industri:
    - Gas alam (LNG/LPG processing)
    - Pabrik petrokimia (ethylene production)
    - Kilang minyak
    - Produksi plastik & polimer

  6. Etilen (C₂H₄)

    Etilen merupakan hidrokarbon tidak jenuh dengan reaktivitas tinggi. Flammability-nya besar karena ikatan rangkap mempermudah reaksi pembakaran.

    Digunakan di industri:
    - Petrochemical plant (ethylene cracker)
    - Industri plastik (PE, PVC, EVA)
    - Industri pertanian (gas ripening untuk buah)
    - Industri kimia dasar

  7. Hidrogen (H₂)

    Hidrogen memiliki rentang flammability terluas dari semua gas, sangat ringan, dan mudah dinyalakan oleh percikan kecil.

    Digunakan di industri:
    - Pabrik petrokimia (hydrotreating, hydrogen plant)
    - Industri energi (fuel cell)
    - Industri logam (heat treatment)
    - Aerospace & penelitian cryogenic
    - Ammonia dan methanol plant

  8. Hidrogen Sulfida (H₂S)

    H₂S adalah gas beracun sekaligus sangat mudah terbakar. Pembakarannya menghasilkan SO₂ yang bersifat korosif.

    Digunakan/dijumpai di industri:
    - Industri minyak dan gas (wellhead, separator, refinery)
    - Wastewater treatment plant
    - Industri pulp & paper
    - Produksi sulfur
    - Industri geothermal

  9. Metana (CH₄)

    Metana adalah komponen utama gas alam dan sangat mudah meledak pada ruang terbatas. Karena lebih ringan dari udara, ia mudah naik ke bagian atas ruangan.

    Digunakan di industri:
    - Migas (LNG plant, offshore platform)
    - Pembangkit listrik berbahan gas
    - Industri petrokimia|
    - Tambang batubara (coal seam gas)
    - Perusahaan distribusi gas kota (PGN, city gas)

  10. Propana (C₃H₈)

    Propana merupakan bahan bakar industri dan rumah tangga dengan flammability tinggi. Lebih berat dari udara sehingga berisiko menggenang bila bocor.

    Digunakan di industri:
    - LPG storage & filling station
    - Kilang minyak
    - Industri pemanas (heater, burner)
    - Industri logistik (forklift berbahan propana)

  11. Silana (SiH₄)

    Silana adalah gas pirofobik yang dapat terbakar secara spontan saat bersentuhan dengan udara, tanpa ignition source.

    Digunakan di industri:
    - Industri semikonduktor (deposition, wafer processing)
    - Manufaktur panel surya (thin-film silicon)
    - Produksi mikroelektronik

Baca juga: 7 Fungsi Utama Gas Detector Untuk Keselamatan dan Kemanan Kerja

Tindakan Perlindungan Terhadap Gas Mudah Terbakar

  1. Mengidentifikasi Jenis Gas dan Karakteristiknya

    Sebelum melakukan aktivitas apa pun di area berisiko, penting untuk memahami gas apa yang ada, nilai LEL–UEL, densitas gas, serta sifat reaktivitasnya. Informasi ini menentukan strategi perlindungan yang tepat — mulai dari cara deteksi hingga penempatan alat pemantau di fasilitas industri maupun pada penggunaan gas detector portable oleh pekerja.

  2. Meningkatkan Ventilasi dan Aliran Udara

    Ventilasi yang baik membantu mencegah akumulasi gas di area tertutup. Pada level individu, ini berarti memastikan area kerja selalu memiliki aliran udara. Pada skala industri, tambahan sistem exhaust, forced ventilation, atau purging diperlukan untuk menjaga konsentrasi gas tetap aman.

  3. Mengendalikan dan Menghilangkan Sumber Ignisi

    Percikan listrik kecil atau panas permukaan dapat memicu kebakaran bila gas berada dalam rentang eksplosif. Proteksi dilakukan dengan menggunakan peralatan ex-proof, memastikan grounding–bonding, membatasi hot work, serta mengikuti prosedur izin kerja. Pekerja pun perlu memahami bahwa alat pribadi seperti lighter, vape, atau HP non-ex dapat menjadi sumber ignisi.

  4. Menggunakan Sistem Pemantauan Gas

    Pemantauan gas merupakan lapisan perlindungan utama.

    - Dalam pekerjaan sehari-hari, gas detector portable digunakan untuk pengecekan area sebelum masuk, dan monitoring saat bekerja.
    - Di fasilitas industri, fixed gas detection system ditempatkan di area rawan kebocoran, terhubung ke alarm visual-audio, hingga sistem shutdown otomatis. Pemantauan berkelanjutan membantu menjaga konsentrasi gas jauh dari batas ledakan.

  5. Melakukan Pemeriksaan dan Pemeliharaan Rutin

    Kebocoran banyak terjadi pada sambungan pipa, valve, dan peralatan proses. Oleh karena itu, inspeksi berkala, maintenance terjadwal, serta pengujian integritas pipa sangat penting. Gas detector — baik portable maupun fixed — juga perlu menjalani bump test dan kalibrasi agar akurasi pembacaan tetap terjaga.

  6. Meningkatkan Kompetensi dan Kesadaran Pekerja

    Pelatihan mengenai bahaya gas, cara membaca alarm gas detector, penggunaan APD, hingga prosedur evakuasi sangat menentukan keberhasilan perlindungan. Edukasi tidak hanya berskala industri, tetapi juga bersifat personal: setiap orang yang bekerja di area berisiko perlu memahami apa yang harus dilakukan jika alarm berbunyi atau bila mencium indikasi kebocoran.

  7. Menyediakan Sistem Proteksi Kebakaran yang Tepat

    Area yang berpotensi mengandung gas mudah terbakar perlu dilengkapi alat dan sistem pemadam, seperti APAR tipe B/C, dry chemical, CO₂ system, atau foam system untuk hidrokarbon. Proteksi ini adalah lapisan terakhir apabila langkah pencegahan dan monitoring gas tidak cukup.

Baca juga: Honeywell RAEGuard 3: Detector Gas Beracun dan Gas Mudah Terbakar

Deteksi Gas Mudah Terbakar Lebih Awal Sebagai Kunci Mencegah Ledakan dan Kebakaran

Deteksi gas mudah terbakar sedini mungkin merupakan fondasi utama dalam mencegah ledakan maupun kebakaran di lingkungan kerja. Dengan pemantauan konsentrasi gas sebelum mencapai titik kritis seperti LEL, potensi insiden dapat ditekan secara signifikan sehingga operasional tetap aman dan berkesinambungan.

PT Adhigana Perkasa Mandiri hadir membantu perusahaan memastikan setiap unit berfungsi akurat sesuai standar. Kami menyediakan berbagai pilihan gas detector berkualitas, dukungan teknis berpengalaman, serta layanan purna jual yang memastikan keamanan di lapangan dapat dijaga secara konsisten. Hubungi tim kami untuk konsultasi sekarang!

Referensi:

  • https://internationalfireandsafetyjournal.com/flammable-gasses/

Share Artikel ini