Detektor gas industri memiliki peran penting di berbagai sektor, mulai dari pertambangan, kilang minyak, ekstraksi petroleum, hingga manufaktur. Alat ini berfungsi untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus melindungi operasional perusahaan secara keseluruhan. Namun, memilih jenis detektor gas yang tepat untuk kebutuhan spesifik perusahaan sering kali terasa menantang. Ada beragam teknologi yang tersedia, masing-masing bekerja dengan prinsip yang berbeda serta memiliki keunggulan dan keterbatasan tersendiri.
Berikut adalah gambaran umum mengenai beberapa jenis detektor gas industri yang paling sering digunakan, cara kerjanya, serta kondisi lingkungan di mana alat tersebut paling sesuai untuk dioperasikan.
Detektor gas dapat dibedakan bersarkan fungsinya:
Tipe alat ini dapat digunakan dalam berbagai konteks dan industri untuk mendeteksi dan mengukur konsentrasi gas berbahaya di udara. Ini adalah pilihan yang tepat ketika Anda harus mendeteksi gas berpindah-pindah tempat, karena perangkat ini memiliki ukuran ringan, ringkas, dan nyaman dalam genggaman. Jenis ini biasanya juga disebut dengan personal gas detector.
Untuk tipe ini harus dipasang secara permanen di area berisiko tinggi dan bekerja 24/7. Tipe detektor gas ini digunakan untuk memantau konsentrasi gas tertentu di suatu lokasi secara terus menerus. Perangkat ini umumnya dipasang pada lokasi tetap di area yang memerlukan pemantauan gas konstan.
Yang terakhir adalah tipe transportable (wireless) gas detector gabungan dari portable dan fix system gas detector. Perangkat ini dapat dibawa dan mudah digunakan terutama untuk proyek sementara dan digunakan di area yang memiliki keterbatasan daya listrik dan instalasi kabelnya minim.
Baca juga: Fixed System vs Portable Gas Detector - Apa Perbedaan Keduanya?
Detektor gas juga dibedakan dari jumlah gas yang bisa dipantau sekaligus:
Dirancang hanya untuk mendeteksi satu jenis gas, misalnya H₂S, CO, O₂, atau gas mudah terbakar. Biasanya digunakan untuk kebutuhan spesifik di area dengan potensi bahaya tunggal. Salah satu contoh unit tipe ini adalah Honeywell BW™ Solo Single Gas Detector Standar Yellow.
Mampu memantau beberapa jenis gas sekaligus, biasanya 4 hingga 5 gas utama (misalnya O₂, CO, H₂S, dan LEL/CH₄). Sangat ideal untuk pekerja di kilang minyak, tambang, atau pekerjaan yang melibatkan banyak potensi gas berbahaya. Salah satu contoh unit untuk tipe ini adalah GasAlertMicro 5 Multi Gas Detector.
Baca juga: Cara Kerja Gas Detector: Jenis Sensor, dan Tips Penggunaan
Detektor gas juga bisa dibedakan berdasarkan sensor yang digunakan
Sensor ini banyak digunakan untuk mendeteksi gas beracun seperti CO, H₂S, NO₂, dan SO₂. Prinsip kerjanya berdasarkan reaksi kimia antara gas dan elektrolit yang menghasilkan arus listrik. Kelebihannya adalah sensitivitas tinggi, akurat, dan respon cepat.
Digunakan untuk mendeteksi gas mudah terbakar (flammable gas). Sensor ini bekerja dengan cara mengoksidasi gas di permukaan katalis, lalu mengukur perubahan resistansi. Cocok untuk area dengan risiko kebocoran gas hidrokarbon.
Sensor umumnya dipakai untuk mendeteksi gas hidrokarbon (misalnya metana/CH₄) dan CO₂. Sensor ini mengukur seberapa banyak cahaya inframerah yang diserap oleh molekul gas. Kelebihannya lebih tahan lama, minim perawatan, dan tetap berfungsi di lingkungan dengan kadar oksigen rendah.
Digunakan untuk mendeteksi senyawa organik volatil (VOC) dan beberapa gas toksik. Sensor ini bekerja dengan memaparkan sinar UV untuk mengionisasi molekul gas, lalu mengukur arus listrik yang terbentuk. PID sangat berguna untuk industri petrokimia dan pengecekan kualitas udara.
Berbeda dengan sensor lain, jenis ini tidak mendeteksi konsentrasi gas, melainkan suara ultrasonik yang ditimbulkan oleh kebocoran gas bertekanan tinggi. Kelebihannya adalah mampu mendeteksi kebocoran secara real-time meskipun arah angin berubah atau gas langsung terdispersi di udara.
Baca juga: 10 Panduan Lengkap Cara Memilih Gas Detector Terbaik
Jenis gas yang bisa dideteksi dapat berbeda-beda tergantung model dan konfigurasi alat, namun secara umum mencakup:
Perangkat ini mampu mengenali berbagai gas dan uap yang mudah terbakar, seperti:
Multi gas detector dilengkapi sensor untuk memantau beragam gas beracun yang berpotensi membahayakan pekerja, misalnya:
Selain gas beracun dan mudah terbakar, multi gas detector juga memantau kadar oksigen di udara untuk memastikan tetap berada pada batas aman. Alat ini dapat mendeteksi kekurangan oksigen (oxygen deficiency) yang bisa membahayakan keselamatan pekerja.
Beberapa model dilengkapi sensor PID (Photoionization Detector) untuk mendeteksi VOC, yang sering ditemukan di industri petrokimia maupun pekerjaan dengan paparan pelarut organik.
Tergantung kebutuhan dan aplikasi, multi gas detector juga dapat disesuaikan untuk memantau gas tambahan, seperti:
Tonton video tentang cara memilih gas detector yang tepat dari Gas Detector TV, yuk!
Baca juga: PT Adhigana Perkasa Mandiri: Distributor Honeywell Gas Detector Tier Platinum di Indonesia
Memahami perbedaan fungsi, jenis sensor, serta gas yang dapat dipantau oleh gas detector akan membantu Anda memilih perangkat yang paling sesuai dengan kebutuhan operasional. Setiap lingkungan kerja memiliki risiko yang berbeda, sehingga pemilihan alat deteksi gas tidak bisa disamaratakan. Dengan memilih gas detector yang tepat, perusahaan tidak hanya melindungi pekerja, tetapi juga menjaga kelancaran proses produksi secara keseluruhan.
Jika Anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut atau solusi gas detector yang sesuai standar industri, tim PT Adhigana Perkasa Mandiri siap membantu menyediakan perangkat yang tepat untuk mendukung keselamatan kerja di perusahaan Anda. Hubungi tim kami atau cek katalog untuk informasi lebih lanjut.