Kilang minyak atau oil refinenary merupakan salah satu pekerjaan dengan risiko keselatan dan keamanan yang tinggin baik untuk pekerja, pabrik, bahakan lingkungan di sekitar area kilang. Oleh karena itu diperlukan regulasi dan standar yang ketat sebagai bentuk pencegahan maupun solusi untuk setiap potensi kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan yang paling rawan terjadi di industri kilang minyak adalah ledakan dan kebaran. Simak artikel berikut untuk penjelasan lebih lengkapnya.
Baca juga: 25 Potensi Risiko Bahaya Industri Kilang Minyak yang Perlu Diwaspadai
Ada banyak faktor yang menyebabkan ledakan maupun kebaran dikilang minyak, baik memang karena faktor alam maupun kelalaian manusia. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab:
Di kilang, kebocoran paling sering terjadi pada unit distilasi, pipa transfer hidrokarbon, heat exchanger, dan tangki penyimpanan. Uap bensin, LPG, atau hydrogen sulfide (H₂S) yang keluar dapat membentuk flammable cloud. Jika terpapar sumber api sekecil apa pun, hasilnya bisa berupa flash fire atau vapor cloud explosion (VCE).
Motor listrik, pompa, dan kompresor berdaya tinggi berpotensi mengalami overheat. Selain itu, switchgear dan panel listrik di area berisiko gas mudah terbakar harus memiliki proteksi Ex-proof (Explosion Proof). Tanpa proteksi ini, percikan dari hubung singkat bisa menjadi penyulut ledakan.
Gas detector yang gagal membaca konsentrasi gas, safety relief valve (SRV) yang macet, atau fire suppression system (foam system di tangki) yang tidak aktif akan menghilangkan lapisan pertahanan penting. Contoh kegagalan yang dimaksud seperti keterlambatan respon alarm gas dapat membuat pekerja tidak sempat melakukan evakuasi.
Korosi internal pada pipa crude oil, retakan pada furnace, atau kebocoran pada flange heat exchanger adalah tipikal kerusakan yang ditemukan di refinery. Tanpa pemeliharaan berbasis inspeksi non-destruktif (NDT), risiko kebocoran dan kebakaran meningkat drastis.
Faktor manusia tetap menjadi salah satu penyebab dominan. Kesalahan dalam prosedur kerja, pengoperasian alat, atau kurangnya kepatuhan terhadap standar HSE dan K3 dapat memicu insiden serius, terutama ketika pekerjaan berisiko tinggi dilakukan tanpa izin kerja yang sah.
Unit proses yang mengalami kegagalan sistem pendingin atau kontrol reaksi dapat memicu peningkatan tekanan dan suhu berlebih. Jika tidak segera dikendalikan, kondisi ini berpotensi menimbulkan ledakan primer yang sangat berbahaya.
Unit yang rawan dan harus sering di maintenante seperti reaktor katalitik, boiler, dan tangki bertekanan. Jika sistem pendingin gagal atau reaksi kimia runaway tidak terkendali, tekanan internal meningkat hingga melebihi desain vessel. Hal ini bisa memicu BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion).
Kilang modern terdiri dari banyak unit proses terintegrasi. Ledakan atau kebakaran pada satu unit dapat menyebar ke unit lainnya apabila jarak pemisahan, isolasi struktural, atau sistem proteksi tidak memadai. Inilah yang dikenal sebagai efek domino.
Ledakan di satu tangki penyimpanan dapat memanaskan tangki lain yang berdekatan (efek thermal radiation). Contoh klasik adalah ketika kebakaran pada tangki bensin merambat ke tangki diesel yang ada di sebelahnya karena proteksi bundwall tidak efektif.
Selain faktor internal, risiko juga dapat berasal dari luar sistem kilang. Sambaran petir, gempa bumi, banjir, hingga tindakan sabotase atau terorisme dapat memicu kebakaran maupun ledakan besar apabila mengenai area penyimpanan atau unit proses vital. Walau faktor ini sebenarnya di luar kendali operator, tetapi dapat diminimalisir dengan desain proteksi tambahan.
Baca juga: Solusi Gas Detector untuk Setiap Titik Kritis Kebocoran Gas di Industri Kilang Minyak
Yuk, nonton video tentang titik kritis kebocoran gas di industri kilang minyak dari kanal Gas Detector TV!
1. Desain dan Engineering yang Aman
2. Sistem Deteksi dan Pemantauan
3. Manajemen Tekanan dan Proses
4. Inspeksi dan Pemeliharaan Preventif
5. Pengendalian Sumber Penyulut
6. Sistem Proteksi Kebakaran
7. Faktor Manusia (Human Reliability)
8. Manajemen Risiko dan Darurat
Baca juga: Perbedaan dan Cara Kerja Kalibrasi dan Bump Test Pada Gas Detector
Pada akhirnya, keselamatan diri di kilang minyak bukan hanya tentang mematuhi regulasi, tetapi tentang melindungi nyawa pekerja, menjaga kontinuitas operasi, dan mengurangi potensi kerugian besar akibat insiden. Detektor gas hadir sebagai salah satu lapisan pertahanan penting untuk mendeteksi risiko sejak dini sebelum berkembang menjadi bencana.
Dengan sistem deteksi yang andal dan terkalibrasi, perusahaan dapat mengambil langkah cepat, tepat, dan terukur dalam mencegah kebakaran maupun ledakan. Investasi pada solusi ini bukanlah sekadar pembelian alat, melainkan komitmen nyata terhadap budaya keselamatan dan keberlanjutan operasi industri.
Dengan dukungan PT Adhigana Perkasa Mandiri, perusahaan Anda dapat memastikan deteksi dini risiko gas berbahaya sekaligus membangun budaya keselamatan yang kuat. Hubungi tim profesional kami untuk informasi lebih lanjut tentang solusi gas detector Anda.
Referensi: