Beli 2 BW Max XT II, Cash Back 500 Ribu !!
Get Offer!

Kebakaran Kilang Minyak, Faktor Penyebab dan Pencegahan untuk Keselamatan Kerja

Friday, 3 October 2025Siti Eti Fatimah
kebakaran dan ledakan di kilang minyak

Kilang minyak atau oil refinenary merupakan salah satu pekerjaan dengan risiko keselatan dan keamanan yang tinggin baik untuk pekerja, pabrik, bahakan lingkungan di sekitar area kilang. Oleh karena itu diperlukan regulasi dan standar yang ketat sebagai bentuk pencegahan maupun solusi untuk setiap potensi kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan yang paling rawan terjadi di industri kilang minyak adalah ledakan dan kebaran. Simak artikel berikut untuk penjelasan lebih lengkapnya.

Baca juga: 25 Potensi Risiko Bahaya Industri Kilang Minyak yang Perlu Diwaspadai

Apa Penyebab Ledakan dan Kebakaran di Kilang Minyak?

Ada banyak faktor yang menyebabkan ledakan maupun kebaran dikilang minyak, baik memang karena faktor alam maupun kelalaian manusia. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab:

  1. Kebocoran Gas Berbahaya atau Mudah Terbakar

    Di kilang, kebocoran paling sering terjadi pada unit distilasi, pipa transfer hidrokarbon, heat exchanger, dan tangki penyimpanan. Uap bensin, LPG, atau hydrogen sulfide (H₂S) yang keluar dapat membentuk flammable cloud. Jika terpapar sumber api sekecil apa pun, hasilnya bisa berupa flash fire atau vapor cloud explosion (VCE).

  2. Tegangan Tinggi atau Overheat

    Motor listrik, pompa, dan kompresor berdaya tinggi berpotensi mengalami overheat. Selain itu, switchgear dan panel listrik di area berisiko gas mudah terbakar harus memiliki proteksi Ex-proof (Explosion Proof). Tanpa proteksi ini, percikan dari hubung singkat bisa menjadi penyulut ledakan.

  3. Kegagalan Sistem Keamanan

    Gas detector yang gagal membaca konsentrasi gas, safety relief valve (SRV) yang macet, atau fire suppression system (foam system di tangki) yang tidak aktif akan menghilangkan lapisan pertahanan penting. Contoh kegagalan yang dimaksud seperti keterlambatan respon alarm gas dapat membuat pekerja tidak sempat melakukan evakuasi.

  4. Kerusakan Pada Peralatan

    Korosi internal pada pipa crude oil, retakan pada furnace, atau kebocoran pada flange heat exchanger adalah tipikal kerusakan yang ditemukan di refinery. Tanpa pemeliharaan berbasis inspeksi non-destruktif (NDT), risiko kebocoran dan kebakaran meningkat drastis.

  5. Kesalahan Operasional (Human Error)

    Faktor manusia tetap menjadi salah satu penyebab dominan. Kesalahan dalam prosedur kerja, pengoperasian alat, atau kurangnya kepatuhan terhadap standar HSE dan K3 dapat memicu insiden serius, terutama ketika pekerjaan berisiko tinggi dilakukan tanpa izin kerja yang sah.

  6. Akumulasi Tekanan & Reaksi Tak Terkendali

    Unit proses yang mengalami kegagalan sistem pendingin atau kontrol reaksi dapat memicu peningkatan tekanan dan suhu berlebih. Jika tidak segera dikendalikan, kondisi ini berpotensi menimbulkan ledakan primer yang sangat berbahaya.
    Unit yang rawan dan harus sering di maintenante seperti reaktor katalitik, boiler, dan tangki bertekanan. Jika sistem pendingin gagal atau reaksi kimia runaway tidak terkendali, tekanan internal meningkat hingga melebihi desain vessel. Hal ini bisa memicu BLEVE (Boiling Liquid Expanding Vapor Explosion).

  7. Efek Domino Antar-Unit

    Kilang modern terdiri dari banyak unit proses terintegrasi. Ledakan atau kebakaran pada satu unit dapat menyebar ke unit lainnya apabila jarak pemisahan, isolasi struktural, atau sistem proteksi tidak memadai. Inilah yang dikenal sebagai efek domino.
    Ledakan di satu tangki penyimpanan dapat memanaskan tangki lain yang berdekatan (efek thermal radiation). Contoh klasik adalah ketika kebakaran pada tangki bensin merambat ke tangki diesel yang ada di sebelahnya karena proteksi bundwall tidak efektif.

  8. Faktor Eksternal

    Selain faktor internal, risiko juga dapat berasal dari luar sistem kilang. Sambaran petir, gempa bumi, banjir, hingga tindakan sabotase atau terorisme dapat memicu kebakaran maupun ledakan besar apabila mengenai area penyimpanan atau unit proses vital. Walau faktor ini sebenarnya di luar kendali operator, tetapi dapat diminimalisir dengan desain proteksi tambahan.

Baca juga: Solusi Gas Detector untuk Setiap Titik Kritis Kebocoran Gas di Industri Kilang Minyak

Yuk, nonton video tentang titik kritis kebocoran gas di industri kilang minyak dari kanal Gas Detector TV!

Langkah Pencegahan Ledakan dan Kebakaran di Kilang Minyak

1. Desain dan Engineering yang Aman

  • Menggunakan peralatan Ex-proof (Explosion Proof) untuk instalasi listrik di area rawan gas.
  • Menyediakan safety relief valve (SRV), venting system, dan flare stack untuk membuang tekanan berlebih dengan aman.
  • Menata jarak antar unit proses dan tangki penyimpanan sesuai standar API & NFPA untuk mencegah efek domino.

2. Sistem Deteksi dan Pemantauan

  • Pemasangan fixed gas detector (O₂, LEL, H₂S, CO, NH₃, dsb.) di area kritis, serta portable gas detector bagi teknisi lapangan.
  • Thermal camera dan flame detector untuk deteksi dini kebakaran.
  • SCADA/DCS terintegrasi untuk pemantauan tekanan, suhu, dan level cairan secara real-time.

3. Manajemen Tekanan dan Proses

  • Menjaga kondisi operasi sesuai design limit (tekanan, suhu, aliran).
  • Penerapan Process Safety Management (PSM), termasuk analisis HAZOP, HAZID, dan LOPA.
  • Sistem emergency shutdown (ESD) untuk mematikan aliran proses jika ada anomali.

4. Inspeksi dan Pemeliharaan Preventif

  • Melakukan inspeksi rutin pada pipa, tangki, dan peralatan proses menggunakan metode NDT (Non-Destructive Testing) untuk mendeteksi korosi, retakan, atau penipisan material.
  • Menjalankan program predictive maintenance untuk peralatan berputar (pompa, kompresor, boiler) agar potensi kerusakan dapat diantisipasi lebih awal.
  • Melakukan uji fungsi berkala pada sistem proteksi, termasuk gas detector, alarm, dan sistem fire suppression.
  • Kalibrasi gas detector secara terjadwal sangat penting untuk memastikan akurasi pengukuran konsentrasi gas. Detektor gas yang tidak terkalibrasi dengan baik bisa gagal mendeteksi kebocoran gas berbahaya, sehingga meningkatkan risiko insiden.

5. Pengendalian Sumber Penyulut

  • Penerapan Permit to Work (PTW) yang ketat, khususnya untuk pekerjaan panas (hot work permit).
  • Zona hazardous area classification agar pekerja tahu area mana yang harus bebas percikan api.
  • Grounding & lightning protection di tangki penyimpanan untuk mencegah sambaran petir.

6. Sistem Proteksi Kebakaran

  • Penyediaan fire water system, foam system, hydrant, dan deluge system di area tangki serta unit proses.
  • Bundwall dan dike system untuk menahan tumpahan cairan agar tidak menyebar.
  • Fire drill rutin dengan skenario ledakan atau kebakaran besar.

7. Faktor Manusia (Human Reliability)

  • Pelatihan intensif bagi pekerja dalam operasi normal, startup, shutdown, dan emergency response.
  • Safety induction & refreshment training bagi kontraktor dan pekerja baru.
  • Budaya “Stop Work Authority”, memberi hak kepada pekerja untuk menghentikan pekerjaan berisiko tanpa konsekuensi.

8. Manajemen Risiko dan Darurat

  • Penilaian risiko berkala dengan metode QRA (Quantitative Risk Assessment).
  • Simulasi skenario major accident hazard seperti BLEVE, VCE, atau kebakaran tangki beruntun.
  • Kesiapan tim Emergency Response Team (ERT) dan koordinasi dengan pemadam kebakaran eksternal.

Baca juga: Perbedaan dan Cara Kerja Kalibrasi dan Bump Test Pada Gas Detector

Lindungi Pekerja dan Tingkatkan Keamanan dengan Gas Detector yang Tepat

solusi gas detector industri kilang minyak

Pada akhirnya, keselamatan diri di kilang minyak bukan hanya tentang mematuhi regulasi, tetapi tentang melindungi nyawa pekerja, menjaga kontinuitas operasi, dan mengurangi potensi kerugian besar akibat insiden. Detektor gas hadir sebagai salah satu lapisan pertahanan penting untuk mendeteksi risiko sejak dini sebelum berkembang menjadi bencana.

Dengan sistem deteksi yang andal dan terkalibrasi, perusahaan dapat mengambil langkah cepat, tepat, dan terukur dalam mencegah kebakaran maupun ledakan. Investasi pada solusi ini bukanlah sekadar pembelian alat, melainkan komitmen nyata terhadap budaya keselamatan dan keberlanjutan operasi industri.

Dengan dukungan PT Adhigana Perkasa Mandiri, perusahaan Anda dapat memastikan deteksi dini risiko gas berbahaya sekaligus membangun budaya keselamatan yang kuat. Hubungi tim profesional kami untuk informasi lebih lanjut tentang solusi gas detector Anda.

Referensi:

  • https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id/post/kebakaran-kilang-pertamina-dumai-2025-analisis-dugaan-dari-sisi-sains-dan-teknologi
  • https://migas.esdm.go.id/post/permen-esdm-tentang-pemeriksaan-keselamatan-instalasi-dan-peralatan-pada-kegiatan-usaha-minyak-dan-gas-bumi

Share Artikel ini

crossmenu