
Hidrogen Sulfida (H₂S) adalah senyawa kimia yang secara alami memiliki bau yang sangat kuat mirip dengan bau telur busuk. Gas hidrogen sulfida dapat terbentuk di alam sebagai hasil dari aktivitas organik, seperti dekomposisi bahan organik dalam kondisi tanpa oksigen. Beberapa sumber alami gas hidrogen sulfida meliputi sumur minyak dan gas, rawa-rawa, dan lautan yang dalam. Gas ini juga dapat dihasilkan melalui aktivitas manusia, seperti dalam pengolahan limbah, industri minyak dan gas, dan proses kimia tertentu.
Baca juga : Pertolongan Pertama Menghirup Gas Beracun: Panduan Lengkap
Berikut adalah ciri-ciri hydrogen sulfida antara lain sebagai berikut.
Pada umumnya, pengukuran konsentrasi gas H₂S dalam satuan ppm (parts per million) atau ppb (parts per billion). Untuk nilai ambang batas paparan gas yang dianggap aman untuk manusia berbeda tergantung pada lamanya paparan. WHO menetapkan batas aman untuk paparan jangka pendek sebesar 10 ppm.
Baca juga: Panduan Cara Membaca Gas Detector, Arti Angka dan Istilah
Deteksi gas Hidrogen Sulfida (H₂S) dapat dilakukan menggunakan detektor gas yang terpasang permanen (fixed) maupun yang dapat dibawa (portable).
Detektor Gas H₂S tipe tetap (Fixed)Detektor gas tipe tetap memerlukan penyiapan dan instalasi awal yang cermat. Prosesnya meliputi:
Setelah terinstalasi, alat ini akan secara otomatis mengaktifkan sinyal peringatan (alarm) segera setelah konsentrasi gas mencapai atau melampaui batas ambang yang berbahaya. Pengoperasian alat berjalan otomatis secara harian. Walaupun sistemnya mandiri, pemantauan dan perawatan rutin (kalibrasi) tetap penting untuk membaca indikator konsentrasi H₂S di udara.
Sementara unit detektor gas H₂S tipe Portabel (Portable) berbeda dengan sistem tetap, detektor portabel dirancang untuk mobilitas tinggi dan pengoperasian yang lebih mudah, mirip seperti menggunakan perangkat seluler. Alat ini dilengkapi dengan layar dan tombol indikator yang memungkinkan pembacaan konsentrasi gas secara real-time oleh pengguna di lapangan, dengan tampilan yang bervariasi tergantung modelnya.
Kedua jenis detektor ini memiliki keunggulan dan fungsi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian, namun keduanya menjamin penyediaan data yang akurat mengenai potensi kebocoran gas H₂S.
Baca juga: Fixed vs Portable Gas Detector: Apa Perbedaan & Mana yang Paling Tepat?
Paparan gas H₂Spada manusia dapat menyebabkan berbagai bahaya kesehatan. Berikut adalah beberapa dampak dari gas H₂Sbagi manusia antara lain sebagai berikut.
Paparan jangka panjang H₂Sdalam konsentrasi lebih rendah menyebabkan efek kesehatan jangka panjang. Efek kesehatan yang dimaksud dapat berupa masalah neurologis, gangguan sistem saraf, gangguan pernapasan, dan masalah kardiovaskular.
H₂Sdalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan keracunan akut. Gejala keracunan H₂Sberbeda-beda tergantung pada tingkat paparan dan lamanya paparan. Secara umum gejalanya dapat berupa pusing, sakit kepala, muntah, mual, iritasi mata, kehilangan kesadaran hingga kematian.
Beberapa orang setelah terkena paparan berulang akan mengalami sensitisasi terhadap gas hydrogen sulfida. Ini berarti tubuh mereka lebih rentan terhadap H₂S bahkan pada konsentrasi yang lebih rendah.
Penting untuk memperhatikan penggunaan H₂Syang aman dan menghindari paparan gas yang berlebihan, baik dalam lingkungan alami maupun dalam industri. Selain itu, Anda harus menggunakan gas detector sebagai alat pendeteksi kebocoran gas hidrogen sulfida.
Ketika Anda bekerja di confined space, keberadaan gas detector sangat penting untuk mengukur konsentrasi gas hidrogen sulfida. Karena ruang terbatas biasanya minim ventilasi atau bahkan tidak ada ventilasi, sehingga terjadi penumpukan gas H2S dalam konsentrasi yang berbahaya. Dengan adanya detektor gas, pekerja akan mendapatkan peringatan ketika ambang batas aman H2S sudah terlampaui. Dengan begitu, pekerja dapat segera melakukan tindakan penyelamatan diri dari bahaya kebocoran gas Hidrogen Sulfida.
Perlu Anda ingat, bahwa untuk menjaga instrument bekerja optimal dengan pembacaan gas yang akurat, Anda harus rutin melakukan kalibrasi. Kalibrasi gas detector biasanya dilakukan setiap 6 bulan atau 12 bulan sekali, tergantung prosedur yang diberikan oleh produsen dan kondisi penggunaan gas detector tersebut.
Baca juga: 10 Panduan Lengkap Cara Memilih Gas Detector Terbaik
Kami merekomendasikan Honeywell BW™ Solo sebagai portable gas detector Anda. Single gas detector terbaru dari Honeywell ini memiliki banyak pilihan gas antara lain NO2, HCN, ETO, O3, H2, H₂S, CO, O2, SO2, ClO2, NO, NH3, PH3, Cl2. Unit ini sangat user friendly dengan tampilan layar yang mudah dibaca dan memiliki IP68 (tahan debu dan air).
Gas detector hidrogen sulfida adalah alat yang sangat penting untuk melindungi pekerja dari paparan gas beracun. Memilih gas detector yang tepat memerlukan pertimbangan beberapa faktor seperti akurasi, keandalan, kemudahan penggunaan, dan fitur tambahan. Dengan memilih alat yang tepat dan melakukan perawatan rutin, Anda dapat memastikan keselamatan maksimal di tempat kerja. Investasi dalam gas detector hidrogen sulfida tidak hanya memenuhi regulasi keselamatan kerja, tetapi yang lebih penting, melindungi nyawa pekerja dari bahaya gas beracun.
Referensi: