Beli 2 BW Max XT II, Cash Back 500 Ribu !!
Get Offer!

Pahami Pentingnya Smoke detector, Cara Kerja dan Jarak Pemasangan

Monday, 17 November 2025Dwifa Putra Iskandar
Smoke detector adalah

Pada tahun 1890 alarm kebakaran listrik otomatis pertama dikenal sebagai “Red Flag Alarm” yang dikembangkan oleh Fernando J. Dibble dan Francis Robbins Upton. Dimana menggunakan detektor termal dan lonceng. Kemudian pada tahun 1902, George Andrew Darby mematenkan smoke detector yang menggunakan serangkaian tabung dan mekanisme beliung untuk mendeteksi keberadaan asap. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, ada beberapa penemuan dari Walter Jaeger, Samuel Ruben, dan Harold Brown yang mengembangkan smoke detector berdasarkan prinsip ionisasi.

Baca juga : Heat Detector vs Smoke Detector: Perbedaan, Kelebihan, dan Penggunaan Terbaik

Apa Itu Smoke Detector

Smoke detector adalah perangkat yang dibuat khusus untuk mendeteksi asap di dalam ruangan. Deteksi asap berperan krusial dalam memberikan peringatan dini terhadap kebakaran.

Dalam pengelolaan gedung, penggunaan detektor kebakaran sangat penting untuk mencegah insiden kebakaran yang bisa mengancam nyawa dan harta benda. Namun, smoke detector tidak hanya digunakan di gedung-gedung, tetapi juga bisa dipasang di rumah-rumah. Umumnya ada dua jenis utama smoke detector yang umum digunakan: ionisasi dan fotoelektrik.

Fungsi Smoke Detector

Sesuai dengan namanya, alat ini bertujuan untuk mendeteksi asap, fungsi lainnya yaitu:

1. Mendeteksi Asap

Perangkat detektor asap memiliki komponen sensor yang cukup peka terhadap partikel asap.Kedua jenis sensor tersebut bekerja dengan cara berikut ini.

  • Detektor Asap Ionisasi: Jenis ini lebih sensitif terhadap partikel kecil yang sering dihasilkan oleh api yang menyala cepat. Detektor ini bekerja dengan menggunakan ruang ionisasi yang mengandung sedikit bahan radioaktif. Ketika asap masuk ke dalam ruang ini, ia mengganggu aliran ion, yang kemudian memicu alarm.
  • Detektor Asap Fotoelektrik: Detektor ini lebih sensitif terhadap partikel besar yang biasanya dihasilkan oleh api yang menyala perlahan, seperti api yang membara. Detektor ini menggunakan sinar cahaya dan sensor. Ketika asap masuk, ia memantulkan sinar cahaya ke sensor, yang kemudian mengaktifkan alarm.

Note: Kedua jenis detektor ini sangat efektif dalam mendeteksi asap, namun beberapa ahli merekomendasikan untuk menggunakan kombinasi keduanya untuk perlindungan maksimal.

2. Mengaktifkan Alarm System

Ketika sensor smoke detector mendeteksi partikel asap yang telah mencapai batas tertentu, alarm akan menyala. Alarm ini bisa berupa suara keras yang berulang-ulang atau sinyal yang dikirim ke sistem alarm kebakaran yang lebih besar.

3. Respon yang Cepat

Smoke detector dapat dihubungkan dengan sistem fire alarm yang lebih besar. Informasi mengenai keberadaan asap dari smoke detector akan disampaikan ke control panel untuk memicu respons kebakaran yang tepat, seperti:

  • Menghubungi petugas pemadam kebakaran.
  • Mengaktifkan sistem pemberitahuan publik.
  • Menghidupkan fire sprinkler dan sistem pemadam kebakaran otomatis lainnya.

Bagaimana Cara Kerja Smoke Detector 

Mengutip dari bromindo, smoke detector bekerja melalui dua cara yaitu ionization dan photoelectric.

Cara Smoke Detector Photoelectric Bekerja

ilustrasi cara kerja smoke detector Photoelectric
Sumber: Bromindo.com

Penjelasan:

  1. Celah pada casing detektor memungkinkan udara masuk ke ruang deteksi utama.
  2. LED pemancar inframerah mengirimkan berkas cahaya tak terlihat ke dalam ruang deteksi.
  3. Fotosel (sensor cahaya elektronik) ditempatkan di dalam ruang deteksi; sensor ini menghasilkan arus listrik ketika menerima cahaya.
  4. Kondisi normal tanpa asap: berkas cahaya dari LED tidak mengenai fotosel, sehingga fotosel tidak memberikan sinyal aktif.
  5. Sirkuit elektronik memantau kondisi fotosel dan memastikan sistem bekerja dengan baik; pada tahap ini alarm tetap tidak aktif.
  6. Saat terjadi kebakaran: asap masuk melalui celah casing dan mengisi ruang deteksi.
  7. Asap mengaburkan atau membelokkan cahaya sehingga sebagian berkas LED mengenai fotosel.
  8. Fotosel menerima cahaya, menghasilkan perubahan sinyal yang kemudian dideteksi oleh sirkuit elektronik.
  9. Sirkuit memicu alarm, membuat perangkat mengeluarkan bunyi peringatan sebagai indikasi adanya bahaya kebakaran.

Cara Smoke Detector Ionization Bekerja

ilustrasi cara kerja smoke detector Ionization
Sumber: Bromindo.com

Penjelasan:

  1. Di dalam detektor terdapat ruang ionisasi yang menjadi area terjadinya proses ionisasi udara.
  2. Ruang ini berisi ion udara bermuatan positif yang terbentuk dari proses pelepasan elektron.
  3. Sumber radioaktif Amerisium-241 menghasilkan partikel alfa yang memicu proses ionisasi di dalam ruang tersebut.
  4. Partikel alfa menabrak molekul udara hingga memecahkannya menjadi ion positif dan elektron bebas. Ion dan elektron bergerak menuju elektroda berlawanan sehingga membentuk arus ionisasi yang stabil.
  5. Selama arus ionisasi berada pada nilai normal, rangkaian elektronik mendeteksi kondisi aman sehingga alarm tetap tidak aktif.
  6. Jika ada indikasi kebakaran, partikel asap akan menyumbat ruang isolasi.
  7. Ketika asap masuk ke ruang ionisasi, partikel asap mengganggu pergerakan ion serta mengurangi intensitas arus ionisasi. Penurunan arus ini terdeteksi sebagai kondisi abnormal oleh rangkaian elektronik.
  8. Sirkuit pada detektor langsung berubah menjadi bintik-bintik.
  9. Saat anomali terdeteksi, rangkaian memicu aktivasi alarm sebagai indikasi adanya bahaya kebakaran dan mengaktifkan alarm.

Baca juga : Gas Detector: Menghindari Kecelakaan Kerja di Confined Spaces (e.g. Kontainer Limbah)

Berapa Jarak Pemasangan Smoke Detector yang Ideal

Pemasangan smoke detector juga memiliki aturan yang perlu Anda ikuti agar fungsinya optimal. Berikut adalah beberapa panduan umum mengenai jarak pemasangan smoke detector:

Di Setiap Lantai Rumah

Pasang setidaknya satu smoke detector di setiap lantai rumah, termasuk basement dan loteng.

Dekat Kamar Tidur:

Pasang smoke detector di luar setiap area tidur dan di dalam setiap kamar tidur jika memungkinkan.

Jarak Antara Smoke Detector:

Idealnya, smoke detector dipasang setiap 9 meter di sepanjang koridor atau area yang luas. Jika ruangan lebih kecil, pastikan setiap area memiliki detektor yang terpasang dengan jarak maksimum 9 meter.

Jauh dari Dapur dan Kamar Mandi:

Hindari memasang smoke detector terlalu dekat dengan dapur atau kamar mandi, karena asap masakan atau uap bisa memicu alarm palsu. Jarak ideal adalah sekitar 3 meter dari area ini.

Baca juga : Berapa Lama Detektor Asap (Smoke Detector) Dapat Bertahan?

Pilih Smoke Detector Alarm yang berkualitas Internasional dan harga yang terjangkau

Baik smoke detector ionization dan photoelectric merupakan salah satu upaya pencegahan untuk melindungi aset perusahaan dan jiwa terancam karena kebakaran. Namun, Anda juga harus memastikan bahwa produk smoke detector yang akan dipilih, harusnya produk yang berkualitas internasional. Sehingga produk tersebut bisa bekerja secara optimal.

Sedang mencari harga smoke detector Notifier yang kompetitif? PT Adhigana Perkasa Mandiri adalah solusinya! Kami menawarkan detektor asap unggulan, seperti detektor asap 711U dari Kidde Fire Systems atau Notifier Photoelectric Smoke Detector Addressable FSP-851d dari Honeywell, yang sudah diakui kualitasnya.

Referensi:

  • https://www.bromindo.com/cara-kerja-smoke-detector-begini-caranya

Share Artikel ini