Beli 2 BW Max XT II, Cash Back 500 Ribu !!
Get Offer!
LOGO Adhigana Perkasa
LOGO Adhigana Perkasa

Potensi Kebocoran Gas Berbahaya di Area Tambang Pengeboran dan Cara Mengatasinya

Wednesday, 13 August 2025Siti Eti Fatimah
Potensi Kebocoran Gas Berbahaya di Area Tambang Pengeboran dan Cara Mengatasinya

Aktivitas pengeboran di kawasan tambang, baik open pit maupun underground, selalu berhadapan dengan risiko keselamatan yang tinggi. Saat lapisan tanah dan batuan dibongkar, gas-gas alami yang sebelumnya terperangkap bisa keluar secara tiba-tiba ke permukaan.

Satu insiden kecelakaan tambang batubara di Sawahlunto tahun 2009 menunjukkan betapa cepatnya gas berbahaya dapat membahayakan nyawa pekerja. Dalam hitungan detik, paparan gas beracun atau mudah terbakar dapat mengakibatkan sesak napas, kehilangan kesadaran, hingga ledakan keras yang menyebabkan kematian. Penjelasan mengenai studi kasus ini akan dibahas pada artikel ini.

Inilah alasan mengapa deteksi dini menjadi kunci, bukan hanya untuk melindungi pekerja, tetapi juga untuk menjaga kelancaran operasi dan reputasi perusahaan.

Kenapa Gas Berbahaya di Kawasan Pengeboran Harus Diwaspadai?

Keselamatan kerja di area pengeboran bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi wajib, tetapi juga upaya nyata untuk melindungi nyawa pekerja. Memang, sebagian besar perusahaan memiliki asuransi kecelakaan, namun proses klaim biasanya memakan waktu lama dan memiliki persyaratan ketat. Alih-alih menunggu insiden terjadi, langkah pencegahan seperti penggunaan gas detector jauh lebih efektif untuk meminimalkan risiko, menghindari kerugian, dan memastikan operasional tetap berjalan aman.

Dampak kebocoran gas bagi keselamatan dan sistem operasional

  • Keselamatan pekerja: Paparan H₂S atau CO bisa membunuh dalam hitungan menit.
  • Potensi ledakan & kebakaran: Terutama dari CH₄ atau gas mudah terbakar lainnya.
  • Kerugian operasional: Downtime panjang, kerusakan alat, dan biaya perbaikan.
  • Risiko hukum & reputasi: Denda dari regulator K3, tuntutan hukum, dan citra perusahaan yang tercoreng.

Baca juga: Contoh Gas Beracun, Jenis, dan Dampak Terhadap Kesehatan

Jenis Gas Berbahaya yang Umum di Kawasan Pengeboran

1. Gas Metana Batubara (Coal Bed Methane – CBM)

Metana (CH₄) sering terperangkap dalam lapisan batubara dan dilepaskan melalui rekahan alami (cleat) saat penambangan berlangsung. CBM ini umum ditemukan di tambang bawah tanah, termasuk di Indonesia, dan memiliki potensi menyebabkan ledakan jika tidak terdeteksi dan ditangani. Mengutip dari halaman ember energy menunjukkan emisi metana dari tambang batu bara bawah tanah di Indonesia dialami peningkatan signifikan, contohnya daerah Kotabaru, Kalimantan Selatan diperkirakan menyumbang emisi tiga kali lipat dibanding laporan resmi sebelumnya

2. H₂S, CO, CO₂, dan Gas Berbahaya Lainnya di Tambang Batubara

Di sejumlah tambang batubara, gas seperti karbon monoksida (CO), metana (CH₄), karbon dioksida (CO₂), dan hidrogen sulfida (H₂S) sering terdeteksi dan memiliki sifat membahayakan.

CO merupakan gas tak berbau dan sangat beracun, bisa muncul saat eksplosif atau pembakaran bahan bakar terjadi di lingkungan tambang. CO₂ mudah terakumulasi di area yang ventilasinya buruk—misalnya lubang tambang tertutup—berdampak pada sesak napas dan kehilangan kesadaran. Sementara itu, H₂S dikenal dengan bau telur busuk dan sangat beracun, di atas 500 ppm bisa bersifat fatal.

Baca juga: Ancaman Gas Berbahaya dan Beracun Di Area Tambang Batubara

Sumber dan Penyebab Kebocoran Gas di Area Pengeboran

  • Gas alami dari lapisan bawah tanah yang terlepas akibat pemboran.
  • Kegagalan peralatan seperti drill rig, pompa lumpur, atau sambungan pipa.
  • Tekanan tinggi di bawah tanah yang memaksa gas keluar ke permukaan.
  • Ventilasi buruk pada pengeboran bawah tanah yang membuat gas terakumulasi.
  • Aktivitas blasting/detonasi yang memecah batuan dan melepaskan gas terperangkap.

Baca juga: Gas Beracun Gunung Berapi: Ancaman Tersembunyi dan Solusi Keamanan dengan Gas Detector

Peran Gas Detector dalam Mencegah Insiden

Gas detector adalah garis pertahanan pertama untuk mencegah kecelakaan akibat kebocoran gas. Fungsi utama gas detector adalah memberikan alarm peringatan dini sebelum kadar gas mencapai tingkat berbahaya.

Jenis gas detector yang relevan untuk pengeboran:

  • Portable Gas Detector: Dipakai langsung oleh pekerja untuk pemantauan personal.
  • Transportable (Wireless) Gas Detector: Unit semi permanen untuk pengawasan area pengeboran tertentu.
  • Fixed Gas Detector: Sistem permanen yang terintegrasi dengan ventilasi dan alarm pabrik.

Teknologi sensor gas detector yang digunakan:

  • Katalitik (Catalytic): untuk mendeteksi gas mudah terbakar.
  • Elektrokimia (Electrochemical): untuk mendeteksi gas beracun seperti CO dan H₂S.
  • Inframerah (IR): untuk untuk deteksi gas tanpa kontak langsung.
  • Photoionization Detector (PID): untuk mendeteksi senyawa organik volatil.

Baca juga: Fixed System vs Portable Gas Detector - Apa Perbedaan Keduanya?

Contoh Pemaparan Gas Berdasarkan Lokasi Tambang di Indonesia (Studi Kasus: Tambang Batubara di Sawahlunto 2009)

Berdasarkan informasi dari halaman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, aktivitas penambangan di Sawahlunto pada tahun 2009 masih dilakukan secara manual. Ketebalan lapisan batubara mencapai 2,5 meter, namun tanpa sistem ventilasi yang memadai, sehingga sirkulasi udara tidak berfungsi optimal.

Ledakan yang terjadi di area tambang tersebut diduga dipicu oleh gas metana (CH₄) dengan konsentrasi 5–15%. Dampaknya, 14 orang terlempar hingga 50 meter, sementara material tambang terpental sejauh 150 meter dari mulut tambang.

Peristiwa ini menjadi bukti nyata pentingnya penggunaan gas detector sebagai langkah pencegahan untuk menghindari kecelakaan besar yang mengancam keselamatan pekerja, lingkungan, serta kelangsungan bisnis.

Risiko pekerjaan baik di area tambang batubara, minyak, maupun gas terbilang sangat tinggi. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan kewajiban mutlak. Bagi petugas HSE, kelalaian dalam pemantauan keselamatan tidak hanya berpotensi berujung pada surat peringatan, tetapi juga dapat mengakibatkan hukuman penjara.

Baca juga: Gas Sensor Honeywell: Detector untuk Keamanan Optimal Industri Anda

Strategi Penerapan Sistem Deteksi Gas di Pengeboran

Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai bentuk prefentif atau pencegahan kecelakaan kerja akibat ledakan menggunakan gas detector.

  1. Pemetaan Risiko Awal

    Lakukan survei geologi dan analisis potensi gas berdasarkan jenis tanah/batuan. Identifikasi titik-titik rawan akumulasi gas seperti sumur bor, area ventilasi terbatas, dan pipa distribusi.

  2. Pemilihan Teknologi Sensor yang Tepat

    Gunakan multi-gas detector untuk area kerja mobile (portable). Pasang fixed gas detector di lokasi permanen dengan risiko tinggi, seperti dekat rig pengeboran dan ruang kompresor.

  3. Integrasi dengan Sistem Alarm dan Shut-Down Otomatis

    Hubungkan gas detector dengan sirene, lampu peringatan, atau sistem interlock yang dapat menghentikan operasi secara otomatis jika konsentrasi gas berbahaya terdeteksi.

  4. Kalibrasi dan Perawatan Berkala

    Ikuti jadwal kalibrasi yang direkomendasikan pabrikan (biasanya setiap 3–6 bulan). Catat hasil kalibrasi untuk memenuhi persyaratan audit keselamatan.

    Baca juga: Jasa Kalibrasi Gas Detector 1x24 Jam Untuk Semua Merek dan Tipe Gas Detector

  5. Pelatihan Pekerja

    Latih tim pengeboran dalam membaca indikator gas detector, prosedur evakuasi, dan penggunaan APD sesuai jenis gas.

    Baca juga: Teknisi Adhigana yang Berpengalaman dan Tersertifikasi Siap Menjawab Masalah Terkait Gas Detector Anda!

  6. Monitoring Berlapis

    Gunakan kombinasi deteksi area dan personal detector untuk memberikan perlindungan ganda terhadap potensi kebocoran gas.

Baca juga: Tips Memilih Portable Gas Detector

Cegah Ledakan dan Paparan Gas Beracun dengan Gas Detector dari Adhigana Perkasa Mandiri

Lihat Produk Gas Detector Adhigana

Keselamatan kerja di area pengeboran bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga diatur oleh regulasi ketat yang berlaku di Indonesia maupun standar internasional. Meski perusahaan biasanya memiliki asuransi kecelakaan kerja, proses klaimnya sering kali memakan waktu lama dan harus memenuhi syarat yang ketat. Karena itu, langkah pencegahan jauh lebih efektif dibanding menunggu insiden terjadi.

Adhigana Perkasa Mandiri sebagai distributor gas detector Indonesia menyediakan berbagai pilihan gas detector berkualitas yang dirancang untuk mendeteksi kebocoran gas berbahaya secara cepat dan akurat, sehingga pekerja dapat segera mengambil tindakan sebelum risiko berkembang menjadi ledakan atau paparan beracun. Dengan menggunakan perangkat deteksi gas yang tepat, perusahaan tidak hanya memenuhi kewajiban hukum dan standar keselamatan, tetapi juga melindungi aset, produktivitas, dan yang terpenting adalah nyawa pekerja di lapangan.

Hubungi tim profesional kami untuk konsultasi kebutuhan dan penawaran harga terbaik.

Referensi:

  • https://ember-energy.org/id/laporan/mengungkap-tantangan-metana-indonesia/
  • https://widya.ai/ancaman-gas-berbahaya-industri-pertambangan-bawah-tanah/
  • https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/penanggulangan-dan-investigasi-kecelakaan-tambang-batubara-di-sawahlunto
  • https://harsasinergimandiri.com/sensor-gas-detector/
Rate this post

Share Artikel ini

crossmenu