Aktivitas pengeboran di kawasan tambang, baik open pit maupun underground, selalu berhadapan dengan risiko keselamatan yang tinggi. Saat lapisan tanah dan batuan dibongkar, gas-gas alami yang sebelumnya terperangkap bisa keluar secara tiba-tiba ke permukaan.
Satu insiden kecelakaan tambang batubara di Sawahlunto tahun 2009 menunjukkan betapa cepatnya gas berbahaya dapat membahayakan nyawa pekerja. Dalam hitungan detik, paparan gas beracun atau mudah terbakar dapat mengakibatkan sesak napas, kehilangan kesadaran, hingga ledakan keras yang menyebabkan kematian. Penjelasan mengenai studi kasus ini akan dibahas pada artikel ini.
Inilah alasan mengapa deteksi dini menjadi kunci, bukan hanya untuk melindungi pekerja, tetapi juga untuk menjaga kelancaran operasi dan reputasi perusahaan.
Keselamatan kerja di area pengeboran bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi wajib, tetapi juga upaya nyata untuk melindungi nyawa pekerja. Memang, sebagian besar perusahaan memiliki asuransi kecelakaan, namun proses klaim biasanya memakan waktu lama dan memiliki persyaratan ketat. Alih-alih menunggu insiden terjadi, langkah pencegahan seperti penggunaan gas detector jauh lebih efektif untuk meminimalkan risiko, menghindari kerugian, dan memastikan operasional tetap berjalan aman.
Dampak kebocoran gas bagi keselamatan dan sistem operasional
Baca juga: Contoh Gas Beracun, Jenis, dan Dampak Terhadap Kesehatan
Metana (CH₄) sering terperangkap dalam lapisan batubara dan dilepaskan melalui rekahan alami (cleat) saat penambangan berlangsung. CBM ini umum ditemukan di tambang bawah tanah, termasuk di Indonesia, dan memiliki potensi menyebabkan ledakan jika tidak terdeteksi dan ditangani. Mengutip dari halaman ember energy menunjukkan emisi metana dari tambang batu bara bawah tanah di Indonesia dialami peningkatan signifikan, contohnya daerah Kotabaru, Kalimantan Selatan diperkirakan menyumbang emisi tiga kali lipat dibanding laporan resmi sebelumnya
Di sejumlah tambang batubara, gas seperti karbon monoksida (CO), metana (CH₄), karbon dioksida (CO₂), dan hidrogen sulfida (H₂S) sering terdeteksi dan memiliki sifat membahayakan.
CO merupakan gas tak berbau dan sangat beracun, bisa muncul saat eksplosif atau pembakaran bahan bakar terjadi di lingkungan tambang. CO₂ mudah terakumulasi di area yang ventilasinya buruk—misalnya lubang tambang tertutup—berdampak pada sesak napas dan kehilangan kesadaran. Sementara itu, H₂S dikenal dengan bau telur busuk dan sangat beracun, di atas 500 ppm bisa bersifat fatal.
Baca juga: Ancaman Gas Berbahaya dan Beracun Di Area Tambang Batubara
Baca juga: Gas Beracun Gunung Berapi: Ancaman Tersembunyi dan Solusi Keamanan dengan Gas Detector
Gas detector adalah garis pertahanan pertama untuk mencegah kecelakaan akibat kebocoran gas. Fungsi utama gas detector adalah memberikan alarm peringatan dini sebelum kadar gas mencapai tingkat berbahaya.
Jenis gas detector yang relevan untuk pengeboran:
Teknologi sensor gas detector yang digunakan:
Baca juga: Fixed System vs Portable Gas Detector - Apa Perbedaan Keduanya?
Berdasarkan informasi dari halaman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, aktivitas penambangan di Sawahlunto pada tahun 2009 masih dilakukan secara manual. Ketebalan lapisan batubara mencapai 2,5 meter, namun tanpa sistem ventilasi yang memadai, sehingga sirkulasi udara tidak berfungsi optimal.
Ledakan yang terjadi di area tambang tersebut diduga dipicu oleh gas metana (CH₄) dengan konsentrasi 5–15%. Dampaknya, 14 orang terlempar hingga 50 meter, sementara material tambang terpental sejauh 150 meter dari mulut tambang.
Peristiwa ini menjadi bukti nyata pentingnya penggunaan gas detector sebagai langkah pencegahan untuk menghindari kecelakaan besar yang mengancam keselamatan pekerja, lingkungan, serta kelangsungan bisnis.
Risiko pekerjaan baik di area tambang batubara, minyak, maupun gas terbilang sangat tinggi. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan kewajiban mutlak. Bagi petugas HSE, kelalaian dalam pemantauan keselamatan tidak hanya berpotensi berujung pada surat peringatan, tetapi juga dapat mengakibatkan hukuman penjara.
Baca juga: Gas Sensor Honeywell: Detector untuk Keamanan Optimal Industri Anda
Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai bentuk prefentif atau pencegahan kecelakaan kerja akibat ledakan menggunakan gas detector.
Lakukan survei geologi dan analisis potensi gas berdasarkan jenis tanah/batuan. Identifikasi titik-titik rawan akumulasi gas seperti sumur bor, area ventilasi terbatas, dan pipa distribusi.
Gunakan multi-gas detector untuk area kerja mobile (portable). Pasang fixed gas detector di lokasi permanen dengan risiko tinggi, seperti dekat rig pengeboran dan ruang kompresor.
Hubungkan gas detector dengan sirene, lampu peringatan, atau sistem interlock yang dapat menghentikan operasi secara otomatis jika konsentrasi gas berbahaya terdeteksi.
Ikuti jadwal kalibrasi yang direkomendasikan pabrikan (biasanya setiap 3–6 bulan). Catat hasil kalibrasi untuk memenuhi persyaratan audit keselamatan.
Baca juga: Jasa Kalibrasi Gas Detector 1x24 Jam Untuk Semua Merek dan Tipe Gas Detector
Latih tim pengeboran dalam membaca indikator gas detector, prosedur evakuasi, dan penggunaan APD sesuai jenis gas.
Gunakan kombinasi deteksi area dan personal detector untuk memberikan perlindungan ganda terhadap potensi kebocoran gas.
Baca juga: Tips Memilih Portable Gas Detector
Keselamatan kerja di area pengeboran bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga diatur oleh regulasi ketat yang berlaku di Indonesia maupun standar internasional. Meski perusahaan biasanya memiliki asuransi kecelakaan kerja, proses klaimnya sering kali memakan waktu lama dan harus memenuhi syarat yang ketat. Karena itu, langkah pencegahan jauh lebih efektif dibanding menunggu insiden terjadi.
Adhigana Perkasa Mandiri sebagai distributor gas detector Indonesia menyediakan berbagai pilihan gas detector berkualitas yang dirancang untuk mendeteksi kebocoran gas berbahaya secara cepat dan akurat, sehingga pekerja dapat segera mengambil tindakan sebelum risiko berkembang menjadi ledakan atau paparan beracun. Dengan menggunakan perangkat deteksi gas yang tepat, perusahaan tidak hanya memenuhi kewajiban hukum dan standar keselamatan, tetapi juga melindungi aset, produktivitas, dan yang terpenting adalah nyawa pekerja di lapangan.
Hubungi tim profesional kami untuk konsultasi kebutuhan dan penawaran harga terbaik.
Referensi: