Beli 2 BW Max XT II, Cash Back 500 Ribu !!
Get Offer!

Panduan Cara Membaca Gas Detector, Arti Angka dan Istilah

Friday, 17 October 2025Siti Eti Fatimah
cara membaca gas detector

Dalam penggunaan gas detector, memahami tampilan data pada layar merupakan langkah awal untuk memastikan hasil pengukuran akurat, kesahalan kecil dalam menbaca hasil dari gas analyzer akan berkakibat fatal terhadap keselamatan diri.

Setiap alat biasanya menampilkan parameter berbeda, seperti konsentrasi gas dalam satuan ppm (parts per million) atau %LEL (Lower Explosive Limit) untuk gas mudah terbakar. Selain itu, indikator seperti alarm rendah (Low Alarm) dan alarm tinggi (High Alarm) menandakan tingkat bahaya berdasarkan ambang batas yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebelum melakukan kalibrasi atau interpretasi hasil deteksi, operator perlu memahami terlebih dahulu cara membaca tampilan gas detector dengan benar agar keputusan di lapangan sesuai dengan kondisi aktual udara di area kerja. Simak artikel berikut untuk penjelasan selengkapnya.

Baca juga: Gas Detector Tidak Berfungsi (Error)? Ini Penyebab dan Cara Mengatasi

Berapa Nilai Ambang Batas Gas Detector?

GasTWASTELCeiling
Karbon Monoksida (CO)25 ppmN/A200 ppm
Hidrogen Sulfida (H₂S)10 ppm15 ppm20 ppm
Oksigen (O₂)19.5%N/A23.5%
Metana (CH₄)N/AN/A5%LEL

Baca juga: Apa yang Dimaksud Alarm STEL dan TWA Pada Gas Detector?

Nilai ambang batas atau Threshold Limit Value (TLV) merupakan batas aman konsentrasi gas yang masih dapat dihirup oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek berbahaya.Setiap jenis gas memiliki nilai TLV yang berbeda, sehingga perusahaan perlu memahami dan memantau nilai tersebut guna melindungi kesehatan serta keselamatan tenaga kerja.

Misalnya, 20% LEL menandakan alarm tinggi atau peringatan bahaya, namun gas belum mencapai titik ledak. Sementara itu, 100% LEL menunjukkan bahwa konsentrasi gas telah mencapai batas bawah ledakan, sehingga sangat mudah meledak.

Baca juga: Perbedaan dan Cara Kerja Kalibrasi dan Bump Test Pada Gas Detector

Memahami Bagian dari Gas Detector

Kita ambil satu contoh membaca salah satu produk gas detector portable dari Honeywell tipe MicroClip XL Gas Portable Detector.

bagian dari gas detector

Jenis Gas yang Dideteksi dengan Detektor Gas

Secara garis besar jenis gas yang bisa dibaca oleh gas analyzer dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Gas Asphyxiant (Gas yang bisa menggeser keberadaan oksigen O₂)

Gas asphyxiant adalah jenis gas yang tidak bersifat racun, namun dapat menggantikan atau menggeser oksigen (O₂) di udara. Meski tidak berbahaya secara kimiawi, gas ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen (hipoksia) jika konsentrasinya tinggi dalam suatu ruang tertutup atau ventilasi buruk.

Paparan gas asphyxiant dapat menimbulkan gejala seperti sesak napas, pusing, kelelahan, kehilangan kesadaran, bahkan kematian jika kadar oksigen turun drastis.

Beberapa contoh gas asphyxiant yang sering digunakan di lingkungan industri:

  • Nitrogen (N₂) – Gas yang banyak digunakan untuk proses inerting dan pengisian tangki.
  • Karbon Dioksida (CO₂) – Digunakan dalam industri makanan, pemadam kebakaran, dan pendinginan.
  • Argon (Ar) – Gas inert yang digunakan pada proses pengelasan dan produksi semikonduktor.

Konsentrasi Gas Asphyxiant

Untuk mendeteksinya, konsentrasi oksigen biasanya diukur dalam satuan % volume menggunakan gas detector. Kadar normal oksigen di udara adalah sekitar 20,9%. Jika konsentrasinya turun di bawah 19,5%, maka area tersebut sudah dianggap berbahaya bagi manusia dan termasuk dalam kategori oxygen-deficient atmosphere.

Ketika oksigen naik diatas 23,0% v/v, udara juga tidak aman, bisa memicu kebakaran lebih cepat Konsentrasi oksigen 24% v/v, barang2 seperti pakaian dapat spontan terbakar

2. Gas Toxic (Gas Beracun)

Gas toxic adalah jenis gas yang bersifat racun dan dapat memberikan dampak serius terhadap tubuh manusia, terutama pada sistem pernapasan, saraf, atau organ dalam. Paparan gas beracun, meskipun dalam konsentrasi rendah, dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, iritasi, hingga kerusakan organ. Dalam kasus parah, bisa berujung pada hilangnya kesadaran atau bahkan kematian.

Contoh gas beracun yang umum dijumpai di lingkungan industri:

  • Karbon Monoksida (CO) – Mengikat hemoglobin dalam darah dan menghalangi distribusi oksigen.
  • Hidrogen Sulfida (H₂S) – Memiliki bau seperti telur busuk, sangat beracun, dan bisa mematikan dalam hitungan menit.
  • Klorin (Cl₂) – Bersifat korosif dan dapat merusak saluran pernapasan.
  • Amonia (NH₃) – Dapat menyebabkan iritasi hingga luka pada sistem pernapasan.
  • Sulfur Dioksida (SO₂) – Menyebabkan gangguan pernapasan dan iritasi mata.

Konsentrasi Gas Toxic

Konsentrasi gas toxic biasanya diukur dalam satuan PPM (Part Per Million). 1 PPM setara dengan 1 bola pada ruangan yang diisi dengan 1 juta bola. Makin tinggi angka PPM, makin besar risiko yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia.

Oleh karena itu, pemantauan kadar gas beracun sangat penting, terutama di area kerja tertutup atau yang memiliki potensi kebocoran zat kimia.

3. Gas Flammable (Gas Mudah Terbakar)

Gas flammable adalah jenis gas yang dapat terbakar atau meledak ketika bercampur dengan udara dan terpapar sumber panas, api terbuka, atau percikan listrik. Risiko terbesar dari gas ini adalah kebakaran dan ledakan, terutama di ruang tertutup, area dengan ventilasi buruk, atau lingkungan industri dengan banyak peralatan listrik.

Beberapa contoh gas flammable yang umum dijumpai antara lain:

  • Metana (CH₄) – Gas utama pada gas alam, sangat mudah terbakar.
  • Butana (C₄H₁₀) – Sering digunakan sebagai bahan bakar portable dan dalam korek api gas.
  • Propana (C₃H₈) – Digunakan pada LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk memasak dan kebutuhan industri.

Konsentrasi Gas Flammable

Gas Flammable hanya dapat terbakar pada flammale range-nya. Untuk memantau potensi bahaya, konsentrasi gas flammable diukur menggunakan satuan % LEL (Lower Explosive Limit), yaitu batas bawah konsentrasi gas di udara yang dapat menyebabkan ledakan.

Jika konsentrasi gas mencapai atau melebihi batas ini, maka kondisi sudah sangat berbahaya dan perlu tindakan pencegahan segera. Simak gambar berikut untuk lebih jelasn ya.

KONSENTRASI GAS FLAMMABLE

Baca juga: Updated! Panduan Lengkap dan Cara Kerja Gas Detector Fix System

Tips Menghindari Kesalahan Pembacaan Gas Analyzer

Selain pemahaman terhadap cara membaca gas detector, berikut adalah beberapa tips untuk menghindari kesalahan dalam membaca gas detector.

  • Lakukan Bump Test Sebelum Pemakaian: Pastikan seluruh sensor merespons gas kalibrasi untuk mendeteksi dini kerusakan atau drift pada sensor.
  • Periksa Satuan Pembacaan: Pastikan operator memahami perbedaan satuan ppm untuk gas toksik dan %LEL untuk gas mudah terbakar.
  • Cek Label Sensor dan Parameter: Pastikan hasil pembacaan berasal dari sensor gas yang sesuai untuk mencegah salah interpretasi.
  • Gunakan Gas Kalibrasi yang Tepat: Lakukan kalibrasi dengan gas referensi yang sesuai dengan jenis sensor agar hasil pengukuran tetap akurat.
  • Lakukan Pelatihan Operator Berkala: Latih operator untuk membaca tampilan, mengenali alarm, dan mengambil tindakan cepat sesuai hasil analyze.

Demikian penjelasan mengenai cara membaca gas detector serta langkah-langkah untuk memastikan alat berfungsi optimal. Di Adhigana Perkasa Mandiri, setiap pembelian unit gas detector sudah dilengkapi dengan pelatihan operator yang diberikan langsung oleh teknisi profesional kami. Hubungi tim kami untuk mendapatkan informasi dan konsultasi lebih lanjut.

Penjelasan:

  • Flammable range dinyatakan dalam 0% LEL s/d 100 % LEL
  • Standar acuan gas CH4 Pada konsentrasi oksigen normal (20,9% v/v) Maka 100% LEL CH4 = 5% v/v

Share Artikel ini